HELLO KITTY

HELLO KITTY
KITTY

Sabtu, 02 Januari 2016

NYANYIAN RAKYAT


 Folksong

Nyanyian rakyat adalah suatu bentuk folklore yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan diantara masyarakat tertentu dan berbentuk tradisional serta banyak memiliki varian. Dalam nyanyian kata-kata dan lagu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Akan tetapi, teks yang sama tidak selalu dinyanyikan dengan lagu yang sama, lagu yang sama sering dinyanyikan dengan beberapa teks nyanyian masyarakat yang berbeda. Nyanyian rakyat memiliki perbedaan dengan nyanyian lainnya, seperti lagu pop atau klasik. Hal ini karena sifat dari nyanyian rakyat yang mudah dapat berubah-ubah, baik bentuk maupun isinya. Sifat tidak kaku ini tidak dimiliki oleh nyanyian lain.
Peredaran nyanyian rakyat pada suatu masyarakat lebih luas daripada lagu-lagu lainnya. Baik dikalangan melek huruf maupun buta huruf, baik kalangan atas maupun kalangan bawah. Umur nyanyian rakyat pun lebih panjang dari daripada nyanyian pop. Bentuk nyanyia rakyat juga beraneka ragam, yakni dari yang paling sederhana sampai yang cukup rumit. Penyebarannya melalui tradisi lisan menyebabkan nyanyian rakyat cenderung sangat lama dan memiliki banyak varian.
Nyanyian rakyat yang bersifat berkisah dapat dipertimbangkan sebagai salah satu sumber dari penulisan sejarah. Nyanyian rakyat yang tergolong dalam kelompok ini, yaitu Balada dan Epos. Perbedaan antara Balada dan Epos terletak pada tema ceritanya. Tema cerita Balada mengenai kisah sentimental dan romantic, sedangkan Epos atau wiracarita mengenai cerita kepahlawanan. Keduanya memiliki bentuk bahasa yang bersajak. Nyanyian yang berkisah ini banyak yang terdapat di Indonesia. Di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali terdapat Epos yang berasal dari Epos Mahabarata dan Ramayana. Nyanyian rakyat di Jawa Tengah dan Jawa Timur juga disebut sebagai gending. Gending-gending tersebut masih dibagi menjadi beberapa jenis, seperti : sinom, pocung, dan asmaradhana. Balada di Jawa Barat diwakili oleh pantun Sunda.
Seorang sarjana Belanda bernama C.M.Pleyte telah mengumpulkan pantun Sunda mengenai Lutung Kesarung (1910) dan Nyai Sumur Bandung (1911) Penelitian pantun Sunda berikutnya dilakukan oleh Ajip Rosidi yang berhasil mengumpulkan 26 pantun Sunda dan 14 diantaranya sudah diterbitkan pada tahun 1973. Diantaranya pantun Sunda yang sudah berhasil direkam oleh Ajip Rosidi tersebut diantaranya : “Tjarita Mundinglaja di Kusuma”, “Tjarita Nyi sumur Bandung”, dan “Tjarita Demung Kalagan”. Kebanyakan teks pantun-pantun itu panjang. Nyanyian rakyat berkisah dari jenis Balada di Pulau Bali diteliti oleh C.Hooykaas. Hasilnya berupa buku berjudul The Lay of Jaya Prana, The Balinese Uriah (1958).
Nyanyian rakyat memiliki fungsi sebagai berikut.
a.  Pelipur lara, naynyian jenaka, nyanyian untuk mengiringi permainan, dan nyanyian Nina Bobo.
b. Pembangkit semangat, Seperti nyainyian kerja “Holopis Kuntul Baris”, nyayian untuk baris-berbaris, dan nyanyian perjuangan.
c.  Memelihara sejarah setempat dan klen contohnya di Nias ada nyanyian rakyat yang disebut hoho yang dipergunakaan untuk memelihara silsilah klen besar orang Nias yang disebut Mado.
d.  Protes sosial, mengenai ketidakadilan dalam masyarakat, Negara, bahkan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar