Sejarah
Perkembangan Filsafat Timur
Sejarah
Filsafat Timur -
Filsafat Timur telah melahirkan banyak peradaban besar serta memberikan
kontribusi keilmuan bukan hanya untuk dunia Timur tetapi juga dunia barat.
Filsafat Timur merupakan produk pemikiran filosofis masyarakat Asia terutama
masyarakat China, India, Jepang, Islam dan beberapaa daerah Asia lainnya.
Masing-masing pemikiran Filsafat mereka sangat plural dengan kondisi budaya dan
sosial yang ada. Filsafat China terbagi menjadi dua pemikiran Filsafat antara
Filsafat Konfusianisme dan Taoisme, Filsafat India terbagi menjadi dua golongan
Filsafat Hindu dan Buddhisme, Filsafat Islam secara garis besar terbagi menjadi
filsafat teoretis (al-hikmah al-nazhariyyah) dan filsafat praktis (al-hikmah
al-‘amaliyyah).
Filsafat Timur mempunyai ciri khas yang berbeda
dengan Filsafat Barat, dimana dalam Filsafat Timur kental sekali pemikirannya
berkaitan dengan Agama. Meskipun banyak yang menyangkal terutama kaum
postkolonial keberadaan Keilmuan Timur bukan dianggap sebagai suatu Filsafat,
karena dianggap memiliki unsur keagamaan ataupun mistik. Padangan-pandangan
miring ini sebenarnya mudah dibantah oleh fakta sejarah bagaimana pemikiran-pemikiran
Timur telah menghasilkan Peradaban besar dan penemuan-penemuan penting keilmuan
yang telah memberikan kontribusi besar bagi kehidupan manusia. Kerangka
pemikiran Filsafat Timur inilah yang telah memunculkan berbagai kemajuan
dibidang keilmuan, bahkan Dunia Barat sempat berguru dan menimbah keilmuan
Timur untukdijadikan sebagai pegangan dunia barat seperti contoh kitab al-Quran
fi al-Tibb atau di Barat dikenal The Canon sebagai salah satu pemikiran besar
Filosof Islam Ibnu Sina atau Avecinna sebagai buku panduan kedokteran yang
sampai sekarang masih digunakan. Bukan hanya Ibnu Sina tetapi juga masih banyak
tokoh-tokoh filosof Timur yang telah mempengaruhi pemikiran Barat, sehingga
pandangan tentang pemikiran Timur bukan bagian dari Filsafat adalah salah
besar.

1.
Filsafat india
Filsafat India termasuk filsafat tertua setelah
filsafat barat dan filsafat cina. Alam pemikiran India lebih mendekati arti
philosophia itu sendiri, yakni ajaran hidup yang bertujuan untuk memaparkan
bagaimana orang dapat mencapai kebahagiaan yang kekal. Alam pikiran India boleh
dikatakan “Magic Religius” dan karena itulah filsafat ini berkembang pada saat
itu. Tidak mencakup dalam bidang ilmu saja, tetapi juga suatu faktor penting
dalam usaha pembebasan diri.
Bagus takwin (2003: 38), menguraikan bahwa; Awal mula Hindu tidak lepas dari agama Hindu, atau lebih luas lagi Hinduisme. Hinduisme adalah sebuah nama yang menaungi berbagai agama dan sebuah nama agama yang berbeda bernaung di bawahnya. Pada dasarnya Hinduisme merupakan suatu kepercayaan satu kepercayaan monetheistik. Percaya hanya pada satu Tuhan. Hinduisme dikenal juga sebagai Sanathana Dharma, yang berarti “kebajikan” Filsafat Cina adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satu filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan filsafat dunia, disamping filsafat India dan filsafat Barat. Filsafat Cina sebagaimana filsafat lainnya dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang dari masa ke masa.
Bagus takwin (2003: 38), menguraikan bahwa; Awal mula Hindu tidak lepas dari agama Hindu, atau lebih luas lagi Hinduisme. Hinduisme adalah sebuah nama yang menaungi berbagai agama dan sebuah nama agama yang berbeda bernaung di bawahnya. Pada dasarnya Hinduisme merupakan suatu kepercayaan satu kepercayaan monetheistik. Percaya hanya pada satu Tuhan. Hinduisme dikenal juga sebagai Sanathana Dharma, yang berarti “kebajikan” Filsafat Cina adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satu filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan filsafat dunia, disamping filsafat India dan filsafat Barat. Filsafat Cina sebagaimana filsafat lainnya dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang dari masa ke masa.
2. Perkembangan
Awal Filsafat Cina
Berdasarkan
penemuan arkeologis, Cina Kuno itu sudah ada sebelum periode Neolitik (5000 SM)
baik di sebelah timur laut dan barat laut. Pada periode tersebut, kehidupan
komunitas suku berpusat pada penyembahan dewa-dewa leluhur dan dewa-dewa alam.
Yang dikenal pada periode ini adalah budaya Yangshao, Dawenko, Liangche,
Hungsan, benda-benda yang dikeramatkan dan tempat penyembahan. Pada masa budaya
Lungshan (2600 SM-2100 SM), yakni pada saat Raja Yao dan Shun memerintah,
kebudayaan Cina yang berpusat pada pengorbanan yang ditujukan bagi roh-roh alam
dan nenek moyang tersebar ke daerah Henan, Shandong dan Hubei. Mereka
terintegrasi dalam sebuah keadaan politis yang tersatukan, Xia. Ada juga
tentang praktek li (ritual) dalam bentuk penghormatan kepada nenek moyang sejak
awal sebagaimana diterangkan dalam Period of Jade.
Tradisi pemikiran filsafat di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas filsafat Cina. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari filsafat India dan Yunani. Pada masa hidup mereka, negeri Cina dilanda kekacauan yang nyaris tidak pernah berhenti. Pemerintahan Dinasti Chou mengalami perpecahan dan perang berkecamuk di antara raja-raja kecil yang menguasai wilayah yang berbeda-beda. Sebagai akibatnya rakyat sengsara, dihantui kelaparan dan ratusan ribu meninggal dunia disebabkan peperangan dan pemberontakan yang bertubi-tubi melanda negeri. Tiadanya pemerintahan pusat yang kuat dan degradasi moral di kalangan pejabat pemerintahan mendorong sejumlah kaum terpelajar bangkit dan mulai memikirkan bagaimana mendorong masyarakat berusaha menata kembali kehidupan sosial dan moral mereka dengan baik.
Tradisi pemikiran filsafat di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas filsafat Cina. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari filsafat India dan Yunani. Pada masa hidup mereka, negeri Cina dilanda kekacauan yang nyaris tidak pernah berhenti. Pemerintahan Dinasti Chou mengalami perpecahan dan perang berkecamuk di antara raja-raja kecil yang menguasai wilayah yang berbeda-beda. Sebagai akibatnya rakyat sengsara, dihantui kelaparan dan ratusan ribu meninggal dunia disebabkan peperangan dan pemberontakan yang bertubi-tubi melanda negeri. Tiadanya pemerintahan pusat yang kuat dan degradasi moral di kalangan pejabat pemerintahan mendorong sejumlah kaum terpelajar bangkit dan mulai memikirkan bagaimana mendorong masyarakat berusaha menata kembali kehidupan sosial dan moral mereka dengan baik.
3.
filsafat islam
Dalam Ensiklopedi Islam terbitan Ichtiar Baru Van
Hoeve dijelaskan bahwa kebudayaan dan filsafat Yunani masuk ke daerah-daerah
itu melalui ekspansi Alexander Agung, penguasa Macedonia (336-323 SM), setelah
mengalahkan Darius pada abad ke-4 SM di kawasan Arbela (sebelah timur Tigris).
Alexander Agung datang dengan tidak menghancurkan peradaban dan kebudayaan
Persia, bahkan sebaliknya, ia berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia.
Hal ini telah memunculkan pusat-pusat kebudayaan Yunani di wilayah Timur,
seperti Alexandria di Mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur di Mesopotamia,
dan Bactra di Persia. Pada masa Dinasti Umayyah, pengaruh kebudayaan Yunani
terhadap Islam belum begitu nampak karena ketika itu perhatian penguasa Umayyah
lebih banyak tertuju kepada kebudayaan Arab. Pengaruh kebudayaan Yunani baru
nampak pada masa Dinasti Abbasiyah karena orang-orang Persia pada masa itu
memiliki peranan penting dalam struktur pemerintahan pusat.
Para Khalifah Abbasiyah pada mulanya hanya tertarik pada ilmu kedokteran Yunani berikut dengan sistem pengobatannya. Tetapi kemudian mereka juga tertarik pada filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Perhatian pada filsafat meningkat pada zaman Khalifah Al-Makmun (198-218 H/813-833 M). Filsafat Yunani paling dominan masuk ke duniaIslam di tandai dengan adanya penerjemahan-penerjemahan buku-buku filsafat. Upaya-upaya umat Islam ini dapat memunculkan tokoh filosuf Islam terkenal ke dalam atau luar islam. Sebagaimana nama: al-Kindi, Ibn Rusyd, Ibn Sina, ibnu bajjah dan masih banyak lagi. Kelahiran ilmu filsafat Islam tidak terlepas dari adanya usaha penerjemahan naskah-naskah ilmu filsafat dan berbagai cabang ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan sejak masa klasik Islam. Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban disebutkan bahwa usaha penerjemahan ini tidak hanya dilakukan terhadap naskah-naskah berbahasa Yunani saja, tetapi juga naskah-naskah dari bebagai bahasa, seperti bahasa Siryani, Persia, dan India.
Para Khalifah Abbasiyah pada mulanya hanya tertarik pada ilmu kedokteran Yunani berikut dengan sistem pengobatannya. Tetapi kemudian mereka juga tertarik pada filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Perhatian pada filsafat meningkat pada zaman Khalifah Al-Makmun (198-218 H/813-833 M). Filsafat Yunani paling dominan masuk ke duniaIslam di tandai dengan adanya penerjemahan-penerjemahan buku-buku filsafat. Upaya-upaya umat Islam ini dapat memunculkan tokoh filosuf Islam terkenal ke dalam atau luar islam. Sebagaimana nama: al-Kindi, Ibn Rusyd, Ibn Sina, ibnu bajjah dan masih banyak lagi. Kelahiran ilmu filsafat Islam tidak terlepas dari adanya usaha penerjemahan naskah-naskah ilmu filsafat dan berbagai cabang ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan sejak masa klasik Islam. Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban disebutkan bahwa usaha penerjemahan ini tidak hanya dilakukan terhadap naskah-naskah berbahasa Yunani saja, tetapi juga naskah-naskah dari bebagai bahasa, seperti bahasa Siryani, Persia, dan India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar