HELLO KITTY

HELLO KITTY
KITTY

Rabu, 09 Desember 2015

JAWA BARAT LAMPAU


Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Hindu tertua adalah kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berlokasi di lembah Sungai Citarum, Jawa Barat, berdasarkan prasasti-prasasti dari kerajaan Tarumanegara yang temukan diantara Sungai Citarum dan sungai Cisadane. Poebatjaraka memperkirakan pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara terletak di Bekasi berdasarkan prasasti Tugu.
Sumber Sejarah
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara terdiri dari prasasti, berita atau kronik Cina, dan arca-arca.
Prasasti-prasasti Tarumanegara
Prasasti-prasasti peninggalan Kerjaan Tarumanegara ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta yang isisnya disusun dalam bentuk syair, tetapi tidak berangka tahun.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara, yaitu Prasasti Ciaruteun (Citarum) yang dietmukan di tepi sungai Ciaruteun Bogor, Prasasti Kebon Kopi ditemukan didaerah perkebunan kopi, Kampung Muara Hilir Kecamatan Cibungbulang Bogor, Prasasti Jambu dan Prasasti Pasir Koleangkak yang ditemukan di daerah perkebunan Jambu bukit Koleangkak (30 meter sebelah barat Bogor), Prasasti Tugu yang ditemukan di desa Tugu kecamatan Cilingcing, Tanjung Priok. Jakarta, Prasasti Cidanghiang ditemukan pada tahun 1947 di desa Lebak di tepi Sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul, Banten Selatan, dan Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Muara Cianten.
Kronik Dinasti Tang
Berita awal dari Cina menyebutkan bahwa Negara Ho-lo-an (Aruteun) di Cho-po (Jawa) telah mengirim utusannya ke negeri Cina pada tahun 430, 437 dan 452 M. Berdasarkan berita itu diduga bahwa nama asli Tarumanegara adalah Arunteun. Berita Cina selanjutnya adalah kronik Dianasti Tang yang bersumber dari seorang musafir Cina, Fa-Hsien, yang datang ke Jawa Barat pada tahun 414. Dia menyebut adanya Kerajaan To-lo-mo dan menyatakan bahwa di tempat tersebut telah terdapat tiga agama, yaitu Hindu yang merupakan agama yang paling banyak penganutnya, agam Buddha dan agama yang “kotor” (kepercayaan animism dan dinamisme).
Kronik Dinasti Tang juga memberi keterangan bahwa kerajaan Tarumanegara mengirimkan utusan ke negeri Cina pada tahun 528, 535, 630 dan 669 M. Setelah tahun 669 Masehi, tidak terdengar lagi Kerajaan Tarumanegara mengirimkan utusan. Kemungkinan kerajaan Tarumanegara mengalami keruntuhan karena diserang oleh kerajaan Sriwijaya.
Arca-Arca Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
a.  Arca Rajasi (disebutkan dalam prasasti Tugu) diperkirakan dari berasal dari Jakarta.
b.  Dua buah patung Wisnu dari Cibuaya yang diperkirakan berasal dari abad ke-7 M dan berlanggam seni Pallawa di India Selatan. Dua buah patung ini memperlihatkan persamaan dengan arca-arca yang ditemukan di Semenanjung Melayu, Siam, dan Kamboja.
Kehidupan Politik
Berdasarkan tempat penemuan prasasti-prasasti, pusat Kerajaan Tarumanegara diduga berada di sekitar Bogor. Wilayah kekuasaannya meliputi : daerah Banten, Jakarta, hingga Cirebon. Beberapa prasasti menyebutkan nama Purnawarman sebagai Raja di Tarumanegara yang gagah berani. Hal-hal tersebut tergambarkan bahwa Jawa Barat sudah mengenal kerajaan yang teratur dan berdaulat sekitar abad ke-5 sampai abad ke-7.
Dari berita Cina yang menyebutkan bahwa kerajaan Tarumanegara sering mengirimkan utusan ke negeri Cina, menunjukkan bahwa kerajaan Tarumanegara telah menjalin hubungan persahabatan dengan Negara-negara lain, termasuk India. Kemajuan India dibidang pemikiran, terutama pemikiran agama, menyebabkan unsure-unsur budaya india diambil alih oleh Kerajaan Tarumanegara. Penyerapan kebudayaan india dimungkinkan karena masyarakat Tarumanegara mempunyai potensi sepadan dengan budaya India. Potensi itu berupa kemajuan teknologi, taraf pemikiran agama, kesenian, dan kektuatan struktur masyarakat.
Kehidupan Sosial
Berdasarkan sumber-sumber sejarah yang ada, dapat diperkirakan bahwa pada masa pemerintahan Raja Purnawarman, kehidupan masyarakat sudah mulai teratur dan berjalan baik. Hal tersebut terlihat dari Prasasti Tugu yang menyebutkan bahwa raja Purnawarman telah memerintahkan penggalian Sungai Gomati untuk mencegah terjadinya banjir dan pemberian sedekah berupa 1000 ekor sapi kepada para Brahmana. Tindakkan itu menunjukkan bahwa sikap sosial Raja Purnawarman yang memperhatikan kepentingan masyarakatnya. Namun, ada yang menduga bahwa rakyat Tarumanegara harus melakukan kerja rodi dalam proses penggalian sungai Gomati.

Hubungan antara raja dan para Brahmana serta rakyat diduga sudah terjalin dengan baik. Sebagai bukti penghormatan rakyat dan para Brahmana kepada raja adalah dengan membuat prasasti Lebak. Di dalam prasasti itu disebutkan bahwa raja Purnawarman adalah raja yang bijaksana, mulia, dan pemberani.
Berdasarkan isi dari beberapa Prasasti diperoleh gambaran bahwa Raja Purnawarman menganut agama Hindu aliran Wisnu. Disamping menganut agama Hindu, menurut kesaksian Fa-Hsien, rakyat Tarumanegara juga menganut agama Buddha serta kepercayaan animisme dan dinamisme. Namun, rakyat Tarumanegara yang memeluk agama Hindu-Buddha sedikit sekali dan terbatas pada keluarga raja, bangsawan dan para pedagang. Sebagian besar rakyat masih memeluk kepercayaan nenek moyangnya.

Kehidupan Ekonomi
Berdasarkan sumber-sumber prasasti dan berita-berita asing, dapat diperoleh gambaran bahwa penduduk Kerajaan Tarumanegara mempunyai mata pencahariaan dibidang pertanian, peternakan, pelayaran, perburuan, pertambangan, perikanan, dan perdagangan. Walaupun demikian, belum dapat dipastikan tentang pembagian kerja itu.
Berdasarkan sumber prasasti Tugu dapat diperkirakan bahwa bidang pertanian sudah relative maju. Dalam Prasasti Tugu disebutkan tentang adanya usaha untuk menggali sungai Gomati. Sungai Gomati yang digali itu diduga adalah terusan untuk pengaliran sungai di Bekasi di musin hujan. Tujuannya adlah untuk menanggulangi bahaya banjir dan irigasi bagi sawah- sawah disekitarnya. Kegiatan peternakan diduga sudah berkembang terutama ternak sapi ini terbukti dari isi Prasasti Tugu yang menyebutkan adanya pemberian hadiah 1.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Berdasarkan sumber berita Cina, diperkirakan bahwa perdagangan local sudah berkembang dengan melewati jalur darat dan air. Hubungan lewat darat, diduga dengan memanfaatkan hewaan lembu untuk melakukan hubungan dalam negeri dari suatu tempat ke tempat lain yang tidak berjauhan letaknya. Disisi lain, kegiatan perdagangan internasional diperkirakan sudah menjalin hubungan dagang internasional dengan India dan Cina. Komoditi ekspor dari kerajaan Tarumanegara berupa cula badak, gading gajah, emas, perak, dan alat-alat pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar