KERAJAAN KALINGGA
Kerajaan
kalingga atau Kerajaan Holing diperkirakan berkembang sekitar abad ke-7 sampai
abad ke-9 M. Nama Kalingga berasal dari nama kerajaan di India selatan, yaitu
Kerajaan Kalingga Para pakar masih berselisih pendapat tentang letaknya. Ada
yang menduga terletak di Blora dan Purwodadi, di Malaysia, di Salatiga (dengan
ditemukannya bekas Kerajaan Klepu Pudakpayung) atau di Jepara, Jawa Tengah.
a. Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah
untuk mempelajari Kerajaan Kalingga adalah sebagai berikut.
1. Berita/Kronik Cina dari dinasti Tang
yang menyebutkan adanya kerajaan Kalingga yang berlokasi di Cho-po (Jawa)
2. Berita dari I-Tsing, seorang pendeta
Buddha dari Cina
3. Prasasti Tuk Mas yang diperkirakan
berasal 650 M dan ditemukan di desa Tuk Mas dilereng Gunung Merbabu.
b.
Kehidupan Politik
Dari berita Cina dapat diketahui bahwa sejak tahun 674 Kerajaan
Klaingga diperintah oleh seorang raja perempuan yang bernama Ratu Sima.
Pemerintan puncak diserahkan kepada empat orang maha menteri. Mereka mengatur
bersama penguasaan atas 28 kerajaan kecil yang tersebar di Jawa Tengah dan
mungkin juga ada yang di Jawa Timur.
Batas kekuasaan Kerajaan Kalingga adalah di Sebelah timur
terletak Po-Li (Kemungkinan Bali), disebelah utara terdapat Chen-la
(Kemungkinan Kamboja), disebelah barat terdapat To-Po-Teng (diperkirakan
Sumatra) dan dibagian selatan berbatasan dengan samudra yang besar.
c. Kehidupan Sosial
Berdasarkan berita
Cina jaman dinasti Tang, dapat diketahui bahwa penduduk Kalingga membuat
benteng-benteng kayu dan rumah-rumah beratap daun kelapa. Raja tinggal di
sebuah bangunan besar bertingkat, beratapkan daun palem dan duduk diatas bangku
yang terbuat dari gading. Mereka memilki kebiasaan memakan tidak menggunakan
sendok atau sumpit, tatapi menggunakan tangan.
Dari prasasti Tuk
Mas yang bertuliskan huruf Pallawa dalam bahasa Sanskerta, dapat diperkirakan
bahwa sebagian rakyat Kalingga sudah mempunyai kepandaian menulis huruf
Pallawa.
Selain itu, mereka
juga mempunyai keterampilan berbahasa Sanskerta sebagai bahasa keagamaan.
Penduduk juga diduga telah mengenal sedikit ilmu perbintangan.
Dari Prasasti dan
berita Cina dapat diketahui bahwa rakyat Kalingga telah banyak menganut agama
Hindu dan Buddha. Hal itu dibuktikan dengan kedatangan Hwi Ning dari Cina untuk
menerjemahkan kitab suci agama Buddha Hinayana selama tiga tahun (664-667 M).
Didalam menerjemahkan kitab itu Hwi Ning dibantu oleh pendeta setempat yang
bernama Janabhadra. Bukti bahwa rakyat Kalingga menganut agama Hindu adalah
addnya Prasasti Tuk Mas yang melukiskan gambar-gambar trisula, kapak, kendi,
sangkha, cakra, dan bunga teratai. Semua gambar-gambar terebut melambangkan
dewa agama Hindu.
d. Kehidupan Ekonomi
Menurut berita Dinasti
Tang disebutkan bahwa Kerajaan Kalingga menghasilkan kulit penyu, emas, perak,
cula badak, dan gading gajah. Dari pernyataan itu menunjukkan bahwa mata
pencaharian masyarakat Kalingga adalah berburu, nelayan, perdagangan, dan
pertambangan secara sederhana. Kemungkinan besar, bidang kerajinan, kemampuan
mengolah logam, dan pertukaran juga sudah dikuasai oleh rakyat Kalingga. Mereka
membuat barang-barang kerajinan dari bahan kulit penyu, cula badak, dan gading
gajah. Penduduknya juga mampu membuat minuman keras dari bunga kelapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar