UPACARA KASODO
Upacara
Kasodo merupakan upacara terbesar bagi orang Tengger. Upacara Kasodo terkait
dengan legenda tentang asl usul masyarakat Tengger. Kisah legenda tersebut,
adalah sebagai berikut. Pada akhir abad ke-15, ketika kekuasaan Majapahit mulai
menurun, seorang putrid dari kerajaan Majapahit, Roro Anteng, bersama suaminya,
Joko Seger. Menyingkir ke wilayah sekitar Gunung Bromo. Mereka membangun
kerajaan kecil dengan nama Tengger. Nama ini diambil dari suku kata terakhir
dari nama pasangan tersebut. Karajaan tersebut berkembang dengan baik. Akan
tetapi, pasangan penguasa tersebut tidaklah dikaruniai keturunan.
Dalam
keputusan Roro Anteng dan Joko Seger mendaki ke puncak Gunung Bromo dan berdoa
meminta pertolongan kepada para dewa. Para dewa mengabulkan permohonan mereka
dengan syarat bahwa anak bungsu yang dilahirkan harus dikurbannkan ke dalam
kawah gunung tersebut. Persyaratan itu disetujui oleh pasangan tersebut. Tidak
lama lahirlah seorang anak dari pasangan tersebut. Namun, para dewa bermurah
hati sehingga pada tahun-tahun berikutnya 24 anak lahir dari pasangan tersebut.
Akan tetapi, ketika sang ratu mendengar bahwa anaknya yang ke-25 yang bernama
Kesuma merupakan anak yang terakhir dan haru dikorbankan, ia tidak tega
memenuhi janjinya itu.
Dalam
kemarahannya para dewa mengancam akan memuntahkan api dan belerang dari dalam
gunung. Pada akhirnya, tidak ada pilihan lagi bagi pasangan itu, kecuali
meleparkan putranya yang terakhir ke dalam kawah Gunung Bromo. Segera setelah
pengorbanan dilakukan terdengar suara anak itu yang meminta pada masyarakat
Tengger Tengger dan keturunannya untuk melakukan upacara setahun sekali di
Gunung Bromo. Upacara tersebut bertujuan untuk memperingati peristiwa itu dan
meredam kemarahan para dewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar