KERAJAAN SINGOSARI
Kerajaan
Singosari didirikan oleh Ken Arok dengan nama Dinasti Giridrawardhana. Artinya
keturunan dari Girindra. Ken Arok naik tahta dengan gelar Sri Rangga Rajasa
Sang Amurwabhumi.
Raja
ke-2 : Anusapati
Raja
ke-3 : Tohjaya
Raja
ke-4 : Wisnuwardhana
Raja
ke-5 : Kertanegara
Ken
Arok wafat pada tahun 1227 dibunuh oleh seseorang atas perintah Anusapati (anak
Ken Dedes dengan Tunggul Ametung) karena perebutan kekuasaan. Ia dicandikan di
daerah Kagenengan dalam bentuk perpaduan Syiwa-Buddha. Ken Arok meninggalkan
beberapa putra. Hasil perkawinannya dengan Ken Dedes. Ken Arok mempunyai putra
bernama Mahisa Wongateleng, sedangkan dengan Ken Umang memiliki empat putra,
yaitu Panji Tohjaya, Panji Sudatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi.
Setelah
berhasil membunuh Ken Arok, Anusapati kemudian naik tahta. Lambat laun berita
tentang pembunuhan Ken Arok oleh Anusapati sampai kepada Panji Tohjaya. Pada
tahun 1248, Tohjaya membalas kematian ayahnya dengan cara membunuh Anusapati
yang ketika itu sedang asyik menyambung ayam. Jenazah Anusapati dicandikan di
candi Kidal, Tumpang, dekat Malang. Anusapati meninggalkan seorang putra
seorang Ranggawuni.
Keberhasilan
membunuh Anusapati, menjadikan Tohjaya naik tahta menjadi Raja. Pemerintahan
Tohjaya hanya berlangsung beberapa bulan saja. Pada tahun itu juga terjaddi
pemberontakan yang dilakukan oleh Ranggawuni dan Mahisa Cempaka (Cucu dari Ken
Arok dan Ken Dedes) putra Mahisa Wongateleng. Hal ini menyebabkan Tohjaya
mengalami luka-luka dan mengungsi ke Katang Lumbang. Pasuruan. Konon disana ia
tewas dibunuh oleh pengikutnya sendiri.
Karena
kematian Tohjaya, selanjutnya Ranggawuni menggantikan kedudukan Tohjaya sebagai
Raja di Singosari dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Di dalam pemerintahannya
ia dibantu dengan saudara sepupunya , yaitu Mahisa Cempaka yang berkedudukan
sebagai Ratu Angabhaya dan bergelar Narasimhamuni.
Pada
tahun 1254, Wisnuwaardhana mengangkat anaknya, Kertanegara sebagai Yuwaraja
(putra mahkota) Raja Wisnuwardhana meninggal pada tahun1268 dan jenazahnya
dimakamkan di dua tempat, yaitu Waleri, Blitar sebagai Syiwadan di Jajagu
sebagai Buddha Amogaphasa.
Didalam
politik peerintahan, kertanegara membagi menjadi dua macam yaitu sebagai
berikut.
a.
Politik Dalam Negeri
Politik dalam negeri Kertanegara
ditunjukan untuk melancarkan dan menstabilkan pemerintahan. Untuk mencapai
tujuan itu, Kertanegara melakukan berbagai tindakan, antara lain sebagai
berikut.
1.
Memecat Mahapatih Raganatha
karena dipandang kurang mendukung gagasan raja dan menggantikannya dengan kebo
tengah.
2.
Mengangkat banyak wide sebagai
Bupati Sumenep yang dianggap masih punya hubungan erat dengan Kediri.
3.
Mengangkat Jayakatwang sebagai
raja kecil di Kediri guna menghindarkan perselisihan.
4.
Mengambil Arharaja, putra
Jayakatwang dan Raden Wijaya, cucu Mahisa Cempaka sebagai menantu.
5.
Memperkuat angkatan perang.
6.
Menumpas pemberontakan Bahyaraja
(1270)dan Mahesa Rengkah (1280).
7.
Mengangkat seseorang kepala agama
Buddha dan Brahmana untuk mendampingi raja agar mendapat dukungan dan simpati
dari para pemuka agama.
b. Politik Luar Negeri
Dalam
menjalankan politik luar negerinya, Kertanegara mempunyai dua tujuan yaitu
sebagai berikut.
1.
Stabilisasi
daerah-daerah di Nusantara, dalam arti mempersatukan seluruh Nusantara yang
dipimpin Kerajaan Singosari.
2.
Mengurangi
pengaruh dari dua kerajaan besar yang merupakan lawan-lawan politik
Kertanegara, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Cina Mongol.
Pada
tahun 1292, Jayakatwang yang diangkat menjadi raja kecil di Kediri oleh Raja
Kertanegara, melakukan pemberontakan dan menyerang Singosari. Serangan itu berhasil
menghancurkan Kerajaan Singosari dan menewaskan Raja Kertanegara.
Kematian
Kertanegara menyebabkan Kerajaan Singosari dapat dikuasai oleh Jayakatwang.
Sesuai dengan agamanya, Kertanegara didarmakan di Candi Jawi sebagai
Siwa-Buddha, sebagai Wairocana Locana di Segala dan Bairawa di Candi Singosari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar