HELLO KITTY

HELLO KITTY
KITTY

Sabtu, 19 Desember 2015

TAKDIR


Takdir Allah
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
“Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia.”[1]
Pengertian Takdir. Kata Takdir berasal dari bahasa Arab, yakni Takdir (تقدير) yang berakar kata dari kata qaddara (قدر، يقدر، تقديرا) yang berarti ukuran terhadap sesuatu atau memberi kadar. Pengertian Takdir menurut istilah, adalah ukuran yang sudah ditentukan Tuhan sejak zaman azali baik atau buruknya sesuatu, tetapi boleh saja berubah jika ada usaha untuk merubahnya. Sehingga, jika Allah telah mentakdirkan demikian, maka itu berarti bahwa Allah telah memberi kadar/ ukuran/ batas tertentu dalam diri, sifat atau kemampuan maksimal makhluknya. Kemampuan pada diri manusia inilah yang boleh berubah, dan terkadang memang mengalami perubahan disebabkan oleh usaha manusia itu sendiri.[2]
Pembagian Takdir Allah
            Takdir yang bersifat umum dan meliputi semua makhluk yang tertulis dalam Lauhul Mahfuzh. Karena Allah  telah menuliskan di dalamnya ketetapan takdir segala sesuatu sampai hari Kiamat tiba.”[3]
Takdir khusus yang memerinci takdir umum. ini terbagi menjadi 3 macam takdir :
1.      Takdir sepanjang umur ketetapan takdir sepanjang hidup setiap makhluk, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu tentang ketentuan takdir yang dituliskan bagi janin ketika dalam kandungan ibunya, berupa ketetapan ajal, rezki, amal perbuatan;
2.      Takdir tahunan, yaitu takdir yang di tetapkan oleh Allah pada saat lailatul qadr tentang kejadian-kejadian sepanjang tahun;
3.       Takdir harian, yaitu takdir yang di tetapkan (oleh Allâh Subhanahu wa Ta’ala ) tentang kejadian-kejadian dalam sehari, berupa kematian, kehidupan (kelahiran), kemuliaan, kehinaan, dan lain sebagainya.[4]
Tingkatan-Tingkatan Iman Kepada Takdir Allah
1.      Mengimani bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi secara global maupun terperinci dengan ilmu-Nya yang terdahulu;
2.      Mengimani bahwa Allah menulis semua ketetapan takdir bagi segala sesuatu dalam Lauhul Mahfuzh,
Dan Allah telah menuliskan atau menetapkan ketentuan takdir semua makhluk;
3.      Mengimani bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi di langit dan di bumi kecuali dengan kehendak Allah yang bersumber dari kasih-sayang maupun hikmah-Nya;
4.      Mengimani bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah makhluk Allah , tidak ada pencipta, penguasa dan pengatur alam semesta selain-Nya.[5]

Faidah dan Manfaat Mengimani Takdir-Nya
1.      Iman kepada takdir-Nya adalah penyempurna keimanan seorang hamba kepada Allah dan tidak akan benar keimanan seorang hamba tanpa ini, karena mengimani takdir Allah termasuk rukun iman;
2.      Iman kepada takdir-Nya termasuk penyempurna tauhid Rububiyyah dan tauhid nama-nama dan sifat-sifat Allah;
3.      Mendatangkan ketenangan dan kelapangan jiwa serta tidak gelisah dalam menghadapi kesulitan di dunia ini, karena semuanya terjadi dengan ketetapan Allah dan tidak mungkin dihindari;
4.      Meringankan beban saat tertimpa musibah;
5.      Orang yang mengimani takdir akan selalu mengembalikan semua urusannya kepada Allah, karena jika dia mengetahui bahwa segala sesuatu terjadi dengan takdir dan ketetapan-Nya maka dia akan selalu kembali kepada-Nya;
6.      Menyadarkan seseorang terhadap kekurangan dan kelemahan dirinya, sehingga dia tidak merasa bangga dan lupa diri ketika melakukan kebaikan;
7.      Menjadikan orang yang beriman semakin mengetahui kesempurnaan hikmah Allah;
8.      Menjadi motivasi bagi orang yang beriman untuk semakin semangat berbuat kebaikan dan melakukan hal-hal yang bermanfaat;
9.      Berani dan tegar dalam menegakkan agama Allah dan tidak takut terhadap celaan manusia dalam kebenaran dan merasa kaya/berkecukupan dalam hati.[6]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar