Prof.
Dr. H. Said Hamid Hasan, M. A.
Jurusan :
Pendidikan Sejarah
Pendidikan :
BA Pendidikan Sejarah, IKIP Bandung, 1967
S-1 Pendidikan Sejarah, IKIP Bandung, 1969
S-2 Kurikulum, Macquarie Univ., Australia, 1978
S-3 Kurikulum, Macquarie Univ., Australia, 1985
Tmt. Guru Besar :
1 Desember 1995 (1 Januari 2001, inpassing)
Bidang Ilmu/Keahlian :
Pendidikan Sejarah/Penelitian
Pendidikan Sejarah/Evaluasi/Kurikulum
Pendidikan Sejarah
Pendidikan :
BA Pendidikan Sejarah, IKIP Bandung, 1967
S-1 Pendidikan Sejarah, IKIP Bandung, 1969
S-2 Kurikulum, Macquarie Univ., Australia, 1978
S-3 Kurikulum, Macquarie Univ., Australia, 1985
Tmt. Guru Besar :
1 Desember 1995 (1 Januari 2001, inpassing)
Bidang Ilmu/Keahlian :
Pendidikan Sejarah/Penelitian
Pendidikan Sejarah/Evaluasi/Kurikulum
Basis :
Ketua Umum Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah
Ketua Umum Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia.
Pengabdian Prof . Dr. H. Said Hamid Hasan, M. A
Tradisi menghormati Dosen dan
Guru Besar yang purnabhakti di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) umumnya,
dan di Jurusan Pendidikan Sejarah UPI khususnya, sudah dimulai sejak tahun
2002. Tradisi itu ditandai dengan penerbitan dan peluncuran buku ilmiah yang
berisi tulisan-tulisan dari para kolega, guru, sahabat, dan murid yang mengenal
Dosen dan Guru Besar yang purnabhakti tersebut.
Demikian ditegaskan oleh Didin
Saripudin, Ph.D., dalam sambutannya sebagai Ketua Panitia dalam acara Syukuran
dan Peluncuran Buku dalam rangka menyambut purnabhakti Prof. Dr. H. Said Hamid
Hasan di gedung Balai Pertemuan UPI, Sabtu, 10 Maret 2012.
Menurut Didin, yang juga Dosen
di Jurusan Pendidikan Sejarah UPI dan Sekretaris Jenderal ASPENSI (Asosiasi
Sarjana Pendidikan Sejarah Indonesia) di Bandung, Prof Hamid adalah figur
panutan yang secara akademik masih terus diperlukan oleh UPI. Karena itu, kata
Doktor lulusan UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia) ini, betapapun Prof Hamid
sudah memasuki masa purnabhakti tapi pemikiran dan tenaganya masih diperlukan
oleh civitas akademika UPI.
Dalam kegiatan itu juga
ditayangkan sekilas perjalanan hidup Prof Hamid secara audio-visual, yang
berisi foto-foto tempo dulu yang antik dan menarik, sampai dengan sekarang.
Menurut Didin pula, acara ini sangat istimewa karena berbarengan dengan Hari
Ulang Tahun Prof Hamid yang ke-68. Berikut adalah biografi singkat Prof Hamid:
Dilahirkan di Mentok, Bangka,
pada tanggal 10 Maret 1944, Hamid menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di
Bangka. Hamid menjadi mahasiswa IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
Bandung pada tahun 1963 dengan mengambil Jurusan Sejarah. Pada waktu mahasiswa,
Hamid aktif dalam organisasi kemahasiswaan seperti pernah menjadi Ketua HIMSA
(Himpunan Mahasiswa Sejarah & Antropologi) dan Ketua ISBA (Ikatan Siswa
Bangka) Cabang Bandung.
Sejak menjadi mahasiswa tahun
ketiga, Hamid sudah diangkat menjadi Asisten Mahasiswa. Pada tahun 1967,
setelah mendapat gelar B.A. (Bachelor of Arts), Hamid diusulkan oleh
Sekretaris Jurusan Sejarah (Drs. Ismaun) untuk menjadi Asisten Perguruan
Tinggi. Dan ketika pada tahun 1969 gelar DRS (Doctorandus) pun
diraihnya, Hamid menjadi Dosen di Jurusan Sejarah tersebut.
Tahun 1969 nampaknya adalah
tahun yang bersejarah bagi Hamid, karena pada tahun itu bukan saja ia berhasil
menjadi seorang Sarjana Pendidikan Sejarah, tetapi juga ia menikah dengan Dra.
Sudariah Safaat. Dari perkawinan dengan wanita idamannya itu Hamid dikaruniai 4
orang putri, yakni Fitri Mida Hapsari, Lakshmi Dwitya Hapsari, Nataliana Tritya
Hapsari, dan Sofyati Rabia Hapsari; yang sekarang juga, putrid-putrinya
tersebut, sudah pada berumah tangga.
Hamid adalah seorang yang
cerdas, tekun, serius, dan pekerja keras. Pendidikan M.A. dan Ph.D. ditempuhnya
di Macquarie University di Sydney, Australia, pada tahun 1977 dan 1985. Bahkan
karya Disertasinya, disebut dengan istilah “Ph.D. Thesis”, diberi rangking first
degree oleh pengujinya. Hamid kemudian berhasil meraih gelar Profesor atau
Guru Besar di IKIP Bandung pada tahun 1996 dengan menyampaikan pidato
pengukuhaannya yang berjudul “Pandangan Dasar Mengenai Kurikulum Pendidikan
Sejarah”.
Selain sebagai seorang akademisi
yang serius, Hamid juga nampaknya seorang organisatoris yang sukses. Beberapa
jabatan yang pernah diembannya, antara lain: (1) Sekretaris Jurusan Sejarah
IKIP Bandung; (2) Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Terbuka di Jakarta; (3) Pembantu Dekan I Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial IKIP Bandung; (4) Pembantu Rektor I IKIP Bandung, sampai
berubah menjadi Universitas Pendidikan Indonesia; (5) Ketua Masyarakat
Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat; dan (6) Ketua Umum Ikatan Alumni IKIP
Bandung dan Universitas Pendidikan Indonesia.
Karena kemampuan akademik dan
manajemen organisasinya yang baik, Hamid dipercaya juga untuk menjadi Konsultan
di beberapa lembaga, baik nasional maupun internasional, seperti: Pusat
Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; UNDP (United Nations
Development Programs); dan UNESCO (United Nations for Education,
Social, and Cultural Organization).
Menurut Didin, dalam acara
tersebut juga disampaikan sambutan dan kesan-kesan terhadap Prof Hamid, mulai
dari Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI; Pembantu Rektor
Bidang Keuangan dan Sumber Daya UPI; Prof Dr Mohammad Fakry Gaffar; Drs H Ali
Emran; Prof Dr Asmawi Zainul; H Zulkabir, M.Pd.; Prof Dr Susanto Zuhdi; dan
Sukmana, S.Pd.
Masih menurut Didin pula,
melalui SMS yang disampaikan kepada pihak Redaksi ASPENSI in News &
Views, kesan-kesan dari para sahabat, guru, kolega, dan muridnya itu dapat
disarikan sebagai berikut:
“Prof Dr H Said Hamid Hasan
adalah seorang pemikir dan pekerja keras, peneliti yang tekun, Dosen yang
serius, dan ahli kurikulum pendidikian sejarah yang mumpuni di Indonesia.
Betapapun beliau sangat kritis dan keras dalam menghadapi suatu persoalan,
namun jika sudah menjadi suatu keputusan bersama maka beliau adalah orang yang
paling konsisten dan loyal terhadap keputusan tersebut”.
Selamat memasuki masa
purnabhakti Prof, seorang Guru Besar yang sejati tidak pernah lelah dan
berhenti untuk mengabdi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar