Lingkungan
Pengaruh Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku anak didik
di sekolah, lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu lingkungan sosial dan lingkungan
nonsosial.
3.1.1
Lingkungan Sosial
Lingkungan
sosial sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan
wakil-wakilnya) dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang
simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam
hal belajar, misalnya rajin membaca
dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar
siswa. Dapat disimpulkan bahwa dilihat dari sisi perkembangan anak, sekolah
berfungsi dan bertujuan untuk memfasilitasi proses perkembangan anak, secara
menyeluruh sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
harapan-harapan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Meskipun tampaknya
di sekolah itu sangat dominan dalam perkembangan aspek intelektual dan kognisi
anak, namun sebenarnya sekolah berfungsi dan berperan dalam mengembangkan
segenap aspek perilaku termasuk perkembangan aspek-aspek sosial moral dan
emosi.
lingkungan
sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di
sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh
yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya, akan sangat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan
menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau
meminjam alat-alat belajar tertentu yang belum dimiliki.
3.2 Pengaruh Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek
perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di
dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada
dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak. Anak akan senantiasa
meniru segala perbuatan, pembicaraan, dan pola tingkah
Proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan
diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga
3.3 Pengaruh Teman Sebaya
Bagi anak didik usia sekolah, teman
sebaya mempunyai fungsi yang hampir sama dengan orang tua. Teman bisa
memberikan ketenangan ketika mengalami kekhawatiran. Tidak jarang, seorang anak
yang tadinya penakut berubah menjadi pemberani berkat teman sebaya. Berinteraksi
dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu anak selama
masa pertengahan dan akhir anak-anak, interaksi teman sebaya dari kebanyakan
anak usia sekolah ini terjadi dalam grup atau kelompok, sehingga periode ini
sering disebut “usia kelompok”. Pada masa itu, anak tidak lagi puas bermain
sendirian di rumah, atau melakukan kegiatan-kegiatan dengan anggota keluarga.
Hal ini adalah karena anak memiliki keinginan yang kuat untuk diterima sebagai
anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temanya,
anak usia sekolah dasar lebih menekankan pentingnya aktivitas bersama-sama,
seperti berbicara, berkeluyuran, berjalan ke sekolah, berbicara melalui
telepon, mendengarkan musik, bermain game, dan melucu. Tinggal di lingkungan
yang sama , bersekolah di sekolah yang sama, dan berpartisipasi dalam
organisasi masyarakat yang sama, merupakan dasar bagi kemungkinan terbentuknya
kelompok teman sebaya.
3.4 Pengaruh Masyarakat
Masyarakat
adalah tempat anak-anak hidup dan bergaul dengan anak-anak dan orang dewasa
lainnya juga merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh
tertentu dalam pembentukan kepribadian dan perilaku anak. Di sana mereka
bergaul, melihat orang-orang berperilaku, menyaksikan berbagai peristiwa, dan
di sana pula mereka menemukan sejumlah aturan dan tuntutan yang seharusnya
dipenuhi oleh yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada
masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku
dan perkembangan pribadi anak.
Lingkungan
masyarakat dapat mendukung apa yang dikembangkan di rumah dan di sekolah,
tetapi bisa pula sebaliknya. Jika di rumah
dan sekolah mengembangkan suatu budaya atau nilai tertentu yang relevan dengan
apa yang berkembang di masyarakat, maka kecenderungan pengaruhnya akan saling
mendukung sehingga peluang pencapaiannya akan sangat besar.
Namun tidak
selamanya budaya-budaya baik yang dikembangkan di rumah dan di sekolah itu sejalan
dengan apa yang terjadi di masyarakat. Sementara di rumah dan di sekolah tidak
pernah di ajarkan untuk mencuri, untuk berkelahi, menghianati orang lain, dan
sebagainya akan tetapi semua hal itu di masyarakat terjadi. Di sinilah perlunya
ikatan psikologis yang kuat antara keluarga dengan anak sehingga keluarga tetap
dipercaya sebagai tempat yang baik untuk membicarakan dan memahami berbagai
permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar