HELLO KITTY

HELLO KITTY
KITTY

Kamis, 31 Desember 2015

TASAWUF


FILSAFAT

Berfilsafat adalah berbifikir untuk mencari kebenaran yang hakiki. Orang Islam kemudian merumuskan kebenaran melalui pendekatan tasawuf. Tasawuf dalam perkembangna agama Islam adalah pelajaran yang berisi soal-soal ketuhanan. Ajaran tasawuf berkaitan dengan hasrat manusia yang didorong oleh rasa cinta terhadap Tuhan sehingga mereka selalu berusaha untuk mendekati-Nya, yaitu dengan mencari hubungan langsung melalui jalan-jalan yang suci. Bersamaan dengan perkebangan ajaran tasawuf di Indonesia muncullah tarekat-tarekat, antara lain tarekat Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Sammaniah, Syattariah dan Rifa’i. Tarekat adalah jalan atau cara-cara yang ditempuh oleh kaum sufi untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan.
Bentuk-bentuk akulturasi ilmu tasawuf dengan budaya pra-Islam tampak dalam hal-hal berikut ini.
A. Aliran Kebatinan
Dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan muncul konsep ajaran Manunggaling Kawulo-Gusti seperti yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Ajaran-ajarannya banyak diwarnai oleh unsure-unsur budaya pra-Islam. Ajaran yang disampaikan oleh Syekh Siti Jenar ditolak oleh para wali yang lain karena dianggap menyesatkan agama Islam.
B.   Karisma Wali
Wali sebagai penyebar agama Islam memiliki kelebihan-kelebihan karisma luar biasa yang oleh masyarakat umum disebut sebagai kesaktian. Kelebihan para wali dalam mengajarkan tasawuf merupakan daya tarik tersendiri bagi keberhasilan penyebaran agama Islam di Nusantara.
C.  Filsafat dalam Seni Budaya
Para wali memanfaatkan seni budaya sebagai media dalam menyebarkan ajaran Islam. Tokoh yang menonjol adalah sunan Kalijaga. Beberapa contoh kasus dalam akulturasi budaya Islam dalam pra-Islam dalam filsafat dan seni budaya adalah sebagai berikut.
1.    Menurut sumber Babad Tanah Jawi, dalam pendirian Masjid Demak disebutkan bahwa salah satu saka (tiang) masjid terbuat dari tatal (serpihan sisa pemotongan kayu) yang disusun dengan cara diikat menggunakan tali dari rumput oleh sunan Kalijaga. Hal itu mengandung perlambang (pasemon) bahwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Islam di bumi, umat Islam harus bersatu padu dan setiap orang yang ingin selamat harus berpegang pada tali Allah.
2.   Dalam menyebarkan agama Islam, para Wali menggunakan wayang sebagai media penyampaian ajaran Islam. Pada pertunjukkan wayang banyak disisipkan ajaran-ajaran Islam, seperti berikut.
a.   Dalam cerita wayang terdapat tokoh bernama Prabu Dharmakusuma yang memiliki senjata ampuh dan tidak ada tandingannya, yaitu jimat Kalimasada. Jimat Kalimasada itu adalah dua kalimat syahadat.
b.   Prabu Dharmakusuma memiliki empat saudara yang dalam cerita pewayangan disebut dengan Pandawa Lima. Artinya bahwa rukun Islam itu ada lima, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, salat, zakat, puasa, dan memunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
c.    Dalam cerita pewayangan terdapat usaha untuk melegitimasi (mengsahkan) raja-raja Jawa melalui keturunan. Silsilah raja-raja Jawa menurut Babad Tanah Jawi, yaitu nabi Adam beranak nabi Sis, Sis beranak nabi Nurcahyo, Nircahyo beranak Nuroso, Nuroso beranak Sang Hyang Wenang, kemudian beranak Sang Hyang Tunggal, kemudian beranak Bathara Guru, dan Bathara Guru memiliki lima putra, diantaranya adalah wisnu. Wisnu ini kemudian menjadi raja pertama di Jawa yang bergelar Prabu Set, yang kemudian menurunkan raja-raja di Jawa sampai pada raja-raja Islam.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa budaya Indonesia zaman Islam masih banyak berakar pada pola seni tradisional. Berbagai upacara dan kejadian yang berhubungan dengan agama lelah dipadukan sedemikian ruoa sehingga mengahasilkan corak budaya Indonesia yang khas dan dapat diterima oleh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar