HELLO KITTY

HELLO KITTY
KITTY

Rabu, 09 Desember 2015

AWAL INDONESIA


Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Kerajaan Kutai
Kerajaan Hindu tertua adalah Kerajaan Kutai yang terletak di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Pusat pemerintahannya diperkirakan berada di Muarakaman di tepi Sungai Mahakam.
Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah Kerajaan Kutai adalah berupa patung yang ditemukan dalam goa di Gunung Kombang dan tujuh buah prasasti yang disebut Yupa. Yupa yang ditemukan pada tahun 1879 sebanyak 4 yupa dan 3 yupa lagi ditemukan pada tahun 1940 didaerah aliran sungai Mahakam.
Berdasarkan perbandingan bentuk huruf yang dipakai pada prasasti yupa dengan prasasti-prasasti di India, dapat diperkirakan bahwa yupa-yupa itu berasal dari abad ke- 4 M.
Huruf yang digunakan dalam penulisan yupa adalah huruf Pallawa (huruf yang dipakai di India Selatan) Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sanskerta dan disusun dalam bentuk syair. Isi dari prasasti –prasasti itu antara lain silsilah raja yang menyatakan bahwa Maharaja Kudungga mempunyai seorang putra bernama Aswawarman. Aswawarman disamakan dengan Dewa Ansuman (Dewa Matahari). Mempunyai 3 putra salah seorangnya yang terkemukan adalah Mulawarman.
Kehidupan Politik
Raja pertama dari Kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga namanya jelas bukan nama Sanskerta, tetapi nama Indonesia asli. Kudungga diduga seorang kepala suku penduduk asli yang belum banyak terpengaruh budaya India. Namun, raja-raja yang berikutnya banyak terpengaruh budaya India, dan memakai nama Sanskerta, yaitu Aswawarman dan Mulawarman. Jadi, Raja Aswawarman adalah orang Indonesia asli yang telah menerima pengaruh Hindu, kemudia memeluk agama Hindu dan mendirikan dinasti/keluarga Kutai. Raja Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri dinasti karena pengertian keluarga Raja pada waktu itu terbatas kepada keluarga kerajaan yang telah menyerap kebudayaan India di dalam kehidupan sehari-harinya.
Raja Mulawarman telah dapat menciptakan stabilitas politik karena masalah satu prasasti yupa menyebutkan bahwa raja Mulawarman adalah raja yang bijkasan, kuat, dan berkuasa. Selain itu, raja dapat menjalin hubungan yang baik dengan kaum Brahmana, terbukti dalam sikap raja Mulawarman yang memberikan sedekah sebanyak 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Kehidupan Sosial
Berdasarkan prasasti-prasasti yupa di Kutai telah berkembanng suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil perpaduan antara unsur budaya India dan unsur budaya lokal. Hal ini dapat dilihat dari golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sanskerta dan dapat menulis huuf Pallawa, yaitu golongan Brahmana.
Golongan lainnya adalah golongan ksatria yang terdiri dari kerabat raja Mulawarman. Di luar kedua golongan brahmana dan ksatria, terdapat golongan lain pada yang umumnya adalah rakyat Kutai purba. Golongan itu merupakan penduduk setempat yang masih memegang teguh agama asli leluhur mereka.
Dari isi semua prasastinya dapat diduga bahwa raja Mulawarman mempunyai hubungan yang baik dengan kaum brahmana. Sebagai bukti adalah kenyataan pada setiap prasastinya yang selalu mengatakan bahwa semua yupa yang mengagungkan namanya, didirikan oleh kaum brahmana sebagai semacam pernyataan terima kasih atas penghormatan kepada sang raja , disamping kebaikan raja selama ini kepada kaum brahmana. Misalnya, adanya upaara selamatan besar-besaran yang diselenggarakan oleh raja dengan mempersembahkan sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Hubungan baik anatara raja dan para brahmana menunjukkan bahwa kedudukan para brahmana sangat dihormati dan disegani oleh kalangan kerajaan.
Agama yang dianut oleh Raja Mulawarman adalah Hindu aliran Syiwa. Hal tersebut dapat diketahui dari salah satu prasasti yupa menyebut tempat dalam tanah yang suci yang diberi nama Waprakeswara yang merupakan suatu tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa.
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Hal tersebut terbukti dengan adanya kesanggupan pihak kerajaan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada brahmana. Kemampuan ini menunjukkan masyarakat Kutai bermata pencaharian sebagai peternak, terutama sapi. Mata pencaharian yang lain adalah bertani dan berdagang, mengingat letak kutai yang berada ditepi sungai Mahakam. Bahkan, diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang internasional yang menggunakan jalur lalu lintas dari India, Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Makasar, dan terus ke Filipina atau ke Cina.

1 komentar: